
Industri perikanan di Indonesia terus berkembang, namun teknologi cold chain system belum sepenuhnya diadopsi. Temukan pentingnya penerapan sistem ini dan dampaknya pada industri perikanan dalam artikel ini.
Indonesia memiliki potensi hasil laut yang berlimpah dengan hasil tangkapan ikan yang seolah tidak ada habisnya. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat adanya potensi hasil laut dari Maluku yang berada di zona 3 mencapai 3,9 juta ton atau sebesar 117 triliun rupiah. Ini baru dari sebagian kecil wilayah di Indonesia. Bisa dibayangkan berapa besar potensi hasil laut di seluruh wilayah Indonesia? Hal inilah yang membuat para nelayan tidak kenal lelah mengarungi lautan luas untuk mendapatkan hasil tangkapan yang laris manis untuk dijual di pasar.
Namun, seringkali potensi tangkapan ikan yang melimpah ini memiliki kendala terbatasnya sarana pendukung industri perikanan. Salah satunya adalah cold storage atau fasilitas pendingin ikan untuk menjaga kesegaran ikan. Nilanto Perbowo selaku Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan mengatakan bahawa dari industri perikanan yang paling mendesak adalah tersedianya rantai pasok dingin, sistem rantai dingin, cold chain system.
Dengan adanya sistem cold chain inilah, industri perikanan bisa terus berkembang. Karena dengan sistem inilah ikan dapat disimpan dalam keadaan baik dalam waktu yang panjang. Sistem ini sangat dibutuhkan terlebih lagi saat hasil tangkapan nelayan melimpah di tempat pelelangan dan hasil tangkapan ini tidak bisa dibawa seluruhnya untuk didistribusikan sehingga dibutuhkan ruang pendingin untuk menjaga kesegarannya lebih lama lagi.
Penerapan Sistem Cold Chain dalam Industri Perikanan
Cold chain dalam industri perikanan digunakan untuk mengoptimalkan suhu dan kualitas kesegaran ikan. Optimalisasi ini dapat dilakukan dengan cara melacak suhu real time dari ikan yang didinginkan. Suhu real time ikan inilah yang digunakan sebagai input informasi energi yang dibutuhkan untuk pengkondisian suhu dan lingkungan yang diperlukan ikan untuk menjaga kualitas serta kesegaran.
Untuk mendapatkan sebuah sistem cold chain yang tepat, ada empat tahap kritis yang harus diperhatikan yaitu:
- penanganan saat diproses awal,
- penyimpanan dan pengolahan saat tiba di darat,
- penanganan saat transportasi ke lokasi tujuan,
- penanganan saat bongkar muat dan sistem distribusi ke konsumen.
Permasalahan dan Rekomendasi Implementasi Cold Chain
Dalam implementasi cold chain, terdapat beberapa permasalahan yang mungkin terjadi dan menjadi tahap-tahap yang perlu diperhatikan ketika melakukan sistem cold chain.
1. Tahap produksi (pengadaan)
Pada tahap ini yang sering menjadi masalah adalah ketersediaan modal serta kurangnya pemahaman terhadap cold chain. Kemudian ada lagi permasalahan pada tahap pengumpulan dan penyimpanan yaitu ketersediaan sarana (cold storage) serta ketersediaan infrastruktur dasar seperti, listrik, air bersih dan lainnya. Ketersediaan sarana juga sering menjadi permasalahan tersendiri pada tahap pengangkutan/transportasi.
2. Tahap penjualan (pengecer)
Permasalahan yang dialami dalam tahap ini adalah kurangnya pemahaman terhadap cold chain, serta ketersediaan sarana dan permodalan. Pada tahap akhir, yaitu tahap konsumsi yang masih menjadi permasalahan adalah kurangnya pemahaman terhadap kualitas produk sehingga berdampak pada pemilihan komoditas yang tentunya memengaruhi risiko kesehatan masyarakat.
3. Tahap produksi (pengadaan)
Pada tahap ini masalah yang sering terjadi adalah persiapan sistem cold chain, pengembangan infrastruktur di sentra produksi, misalnya pabrik es, serta ketersediaan energi (listrik). Untuk tahap pengumpulan dan penyimpanan pun rekomendasinya serupa pada tahap produksi, hanya saja pengembangan infrastruktur dilakukan di pusat pengumpulan dan penyimpanan.
4. Tahap pengangkutan/transportasi
Selain penyiapan sistem cold chain, pengembangan infrastruktur pendistribusian pun menjadi fokus utama, misalnya pelabuhan dan terminal dengan unplug reefer, pemberian insentif untuk mendorong pengembangan usaha dan investasi jasa logistik perikanan.
Untuk pendistribusian, pengawasan keamanan komoditas menjadi rekomendasi atas menurunnya kualitas komoditas yang mengharuskan masyarakat sebagai konsumen meningkatkan pemahaman terhadap kualitas komoditas.
Sistem Cold Chain untuk Industri Perikanan
Dalam membangun perangkat penanganan ikan dengan cold chain, terdapat berbagai elemen sistem yang harus dipenuhi. Apa saja itu?
1. Sensor yang digunakan untuk mengukur suhu produk dan lingkungan
Pengukuran suhu ini menjadi kunci untuk mencegah kerusakan ikan. Dalam pengembangan lebih lanjut, sensor juga digunakan untuk mengukur kelembapan, kadar air, dan tingkat kesegaran produk ikan. Dengan memerhatikan sensor dalam cold chain, maka Anda secara tidak langsung dapat memastikan kualitas yang diberikan konsumen adalah kualitas terbaik yang bisa diberikan perusahaan kepada konsumen.
2. Sistem pemancar yang digunakan untuk mengirim informasi data ke jaringan komunikasi
Transmitter biasanya sudah menjadi satu paket dalam perangkat sensor dan baterai. Dengan adanya sistem pemancar ini, Anda bisa mendapatkan seluruh informasi yang dibutuhkan dalam pengelolaan sistem cold chain tersebut. Sehingga, jika terjadi perubahan suhu yang kritis dan tidak terduga, Anda akan mendapatkan peringatan melalui sistem maupun SMS notifikasi. Hal ini tentunya dapat membantu Anda mengambil keputusan dengan lebih cepat dan tepat ketika terjadi masalah.
3. Jaringan komunikasi yang digunakan untuk membangun konektivitas antar rantai pasok.
Teknologi yang sedang berkembang di era digital dan cocok dengan jaringan komunikasi cold chain adalah IoT (Internet of Things). Dengan adanya jaringan IoT, maka Anda dapat melakukan monitoring dan penanganan budidaya perikanan di mana pun dan kapan pun. IoT juga menjadi perangkat yang bisa digunakan jangka panjang karena jaringan internet kedepan akan semakin menyebar luas dan merata, terutama di Indonesia.
Itulah beberapa hal yang perlu Anda pahami ketika ingin menerapkan sistem rantai dingin atau cold chain system. Untuk mendapatkan teknologi cold chain system terbaik, Anda bisa manfaatkan Sistem Pelacakan Kendaraan Profesional yang dilengkapi dengan fitur cold chain system.
Fitur sensor suhu yang dimiliki oleh Arvento Mobile System telah terhubung ke perangkat Anda. Sehingga, mempermudah Anda dalam mengukur, memonitor, dan melaporkan tingkat suhu kendaraan cold chain dan FMCG secara realtime. Jika terjadi perubahan suhu yang kritis dan tidak terduga, Anda akan mendapatkan peringatan melalui sistem maupun SMS notifikasi. Jadi tunggu apalagi? Manfaatkan Arvento Mobile System sekarang untuk dapatkan keuntungan maksimal dalam bisnis perikanan.
Temukan sistem pelacakan kendaraan terbaik lainnya hanya di arvento.id!